Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 50:1-23
Jerusalem: Mzm 50:1-23 - Ibadah yang sejati Ini sebuah sajak yang dengan tandas menggambarkan pengadilan Allah yang dengan pedas mengecam ibadah lahiriah belaka, serupa dengan kecaman yang banya...
Ini sebuah sajak yang dengan tandas menggambarkan pengadilan Allah yang dengan pedas mengecam ibadah lahiriah belaka, serupa dengan kecaman yang banyak dilontarkan para nabi, Ams 5:21; Yes 1:11; Hos 6:6; 14:3; Mik 6:6 dst; Yer 7:31 dst; Mat 1:10; 1Sa 15:22; 1Ta 29:17. Lagu ini terbagi atas tiga bagian yang masing-masing berakhir dengan perkataan Allah yang ditujukan kepada umat, Maz 50:7,14-15; 22-23. bagian pertama, Maz 50:1-7, menggambarkan Allah yang tampil untuk mengadakan pengadilan; dalam bagian kedua, Maz 50:8-15, Allah menandaskan bahwa tidak memerlukan korban atau ibadat umatNya; dalam bagian ketiga, Maz 50:16-23, Allah menuduh, mengecam dan mengancam umatNya karena ibadatnya hanya lahiriah dan pura-pura saja, sehingga perlu mereka bertobat.
Ende -> Mzm 50:1-23
Ende: Mzm 50:1-23 - -- Mazmur ini menentang, bukannja ibadat lahir, melainkan ibadat lahir (kurban2)
jang tiada berisi lagi. Allah lebih2 menghargai kelakuan baik daripada i...
Mazmur ini menentang, bukannja ibadat lahir, melainkan ibadat lahir (kurban2) jang tiada berisi lagi. Allah lebih2 menghargai kelakuan baik daripada ibadat sadja. Tuhan dibajangkan sebagai seorang pendakwa jang menuduh umatNja didepan pengadilan.
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 50:7-15
Matthew Henry: Mzm 50:7-15 - Ketidakberkenanan Korban-korban Sembelihan Ketidakberkenanan Korban-korban Sembelihan (50:7-15)
Allah di sini sedang berurusan dengan orang-orang yang hanya menjalankan agamanya sebatas hukum ...
Ketidakberkenanan Korban-korban Sembelihan (50:7-15)
Allah di sini sedang berurusan dengan orang-orang yang hanya menjalankan agamanya sebatas hukum upacara dan berpikir bahwa semua itu sudah cukup.- I. Dia memaparkan kontrak perjanjian semula antara diri-Nya dan Israel, yang di dalamnya mereka telah mengakui Dia sebagai Allah mereka, dan Dia sendiri menyatakan mereka sebagai umat-Nya, dan dengan demikian kedua belah pihak sama-sama setuju (ay. 7): Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman. Perhatikanlah, apa pun yang kita kerjakan, saat Dia berfirman, kita sebagai umat-Nya harus menyendengkan telinga. Jika umat-Nya tidak melakukannya, lantas siapa lagi? Maka dengan tenang kita bisa berharap bahwa Allah akan berfirman kepada kita apabila kita siap mendengarkan apa yang difirmankan-Nya. Bahkan ketika Dia bersaksi melawan kita melalui berbagai teguran dan ancaman firman serta melalui tindakan-tindakan pemeliharaan-Nya, kita harus menunjukkan keinginan untuk mendengarkan apa yang dikatakan-Nya, bahkan mendengarkan tongkat pemukul dan Dia yang telah menentukannya.
- II. Dia memandang remeh korban-korban sembelihan dalam hukum Taurat (ay. 9, dst.).
- Perhatikanlah:
- 1. Ini dapat dianggap sebagai pandangan ke belakang pada kegunaan korban-korban sembelihan ini di bawah hukum Taurat. Allah mempunyai perselisihan dengan orang-orang Yahudi. Tetapi, apa sebenarnya yang menjadi alasan dari perselisihan itu? Bukan karena mereka mengabaikan ketetapan-ketetapan upacara. Bukan, selama ini mereka tidak pernah lalai menjalankannya, korban-korban bakaran mereka selalu membumbung di hadapan Allah. Mereka bermegah karenanya, dan berharap bahwa dengan korban-korban itu mereka akan mendapatkan keringanan untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, seperti yang diperbuat oleh perempuan sundal itu (Ams. 7:14). Korban-korban yang terus mereka persembahkan, pikir mereka, akan menebus dan memaafkan perbuatan mereka yang mengabaikan masalah-masalah yang lebih penting dalam hukum Taurat. Bahkan, kalaupun mereka sedikit banyak sudah mengabaikan ketetapan-ketetapan ini, pasti itu bukan penyebab pertentangan Allah dengan mereka, sebab ini hanyalah pelanggaran yang remeh jika dibandingkan dengan tingkah laku mereka yang tidak bermoral. Mereka menyangka bahwa Allah banyak berutang budi pada mereka karena berlimpahnya korban yang sudah mereka persembahkan di mezbah-Nya. Dengan berbuat hal itu mereka pikir telah membuat Allah sebagai orang yang berutang kepada mereka, seolah-olah Dia tidak dapat menjaga keluarga imamat-Nya yang banyak tanpa sumbangan dari mereka. Namun di sini Allah menunjukkan kepada mereka hal yang sebaliknya,
- (1) Bahwa Dia tidak butuh korban-korban sembelihan mereka. Apa manfaatnya lembu dan kambing jantan bagi-Nya, sementara Dia berkuasa atas segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung (ay. 9-10), mempunyai kuasa dan wewenang yang mutlak atas mereka, selalu dapat mengawasi dan menjangkau mereka, dan dapat memanfaatkan mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Mereka semua menantikan Dia dan siap mematuhi segala perintah-Nya (104:27-29). Dapatkah kita menambahkan sesuatu ke dalam lumbung-Nya, sementara Dialah yang empunya segala burung di udara dan binatang buas, bahkan dunia itu sendiri beserta segala isinya? (ay. 11-12). Allah itu mahamencukupi secara tidak terbatas, dan ini membuktikan ketidakberdayaan kita sama sekali untuk menambahkan apa pun kepada-Nya.
- (2) Bahwa Dia tidak akan diuntungkan oleh korban-korban persembahan mereka. Kebaikan mereka, yang semacam ini, tidak mungkin dapat dibagikan kepada-Nya, dan juga, kalaupun dalam hal ini mereka berbuat benar, Dia tidak akan menjadi lebih baik karenanya (ay. 13): Daging lembu jantankah Aku makan? Sungguh aneh jika mereka berpikir bahwa korban-korban mereka, dengan sendirinya, dan berdasarkan nilai luhur yang melekat pada korban-korban itu, dapat menambahkan kesenangan dan pujian bagi Allah. Sangkaan ini sama saja dengan pikiran bahwa Roh yang tidak terbatas dapat disokong oleh makanan dan minuman seperti halnya tubuh jasmani kita. Memang dikatakan tentang setan-setan yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir bahwa mereka memakan lemak dari korban sembelihan mereka, dan meminum anggur dari korban curahan mereka (Ul. 32:38). Mereka menghibur diri mereka sendiri dengan penghormatan yang mereka rampas dari Allah yang benar. Tetapi apakah Yehovah yang agung itu akan dapat dihibur dengan cara seperti itu? Tidak, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, dan mengasihi Allah serta sesama kita lebih baik daripada semua korban bakaran, jauh lebih baik sehingga Allah melalui nabi-nabi-Nya sering kali memberi tahu mereka bahwa korban-korban persembahan mereka bukan saja tidak berterima, melainkan juga menjijikkan di mata-Nya, apabila mereka terus hidup di dalam dosa. Bukannya menyenangkan hati-Nya, semua korban itu dipandang-Nya sebagai ejekan bagi Dia, dan karena itu merupakan penghinaan dan umpatan terhadap-Nya (Ams. 15:8; Yes. 1:11, dst., 66:3; Yer. 6:20; Am. 5:21). Oleh sebab itu, mereka di sini diperingatkan untuk tidak mengandalkan perbuatan-perbuatan seperti itu. Sebaliknya, mereka harus memperhatikan tingkah laku mereka terhadap Allah sebagai Allah mereka, termasuk dalam semua hal lain.
- 2. Ini dapat dilihat sebagai pandangan ke depan pada penghapusan semua korban ini oleh Injil Kristus. Demikianlah Dr. Hammond memahaminya. Ketika Allah mendirikan Kerajaan Mesias, Dia akan menghapuskan cara beribadah lama yang menggunakan korban dan persembahan. Dia tidak akan lagi membiarkan semua itu tetap ada di hadapan-Nya(ay. 8). Dia tidak akan lagi mewajibkan para penyembah-Nya untuk membawakan kepada-Nya lembu dan kambing jantan mereka, untuk dibakar di atas mezbah-Nya (ay. 9). Sebab memang Dia tidak pernah menetapkan ini sebagai apa yang dibutuhkan-Nya, atau yang membuat-Nya bisa bersenang-senang, karena, di samping semua yang kita miliki memang sudah menjadi kepunyaan-Nya, Dia mempunyai jauh lebih banyak binatang di hutan dan di gunung-gunung, yang tidak kita ketahui sama sekali dan yang juga tidak kita miliki. Semua itu melebihi yang kita punyai di kandang kita. Sebaliknya, Dia menetapkan semua korban itu hanya untuk melambangkan korban agung yang akan dipersembahkan oleh Anak-Nya sendiri di atas kayu salib pada waktu yang akan digenapi nantinya, untuk menebus dosa, dan untuk mengganti semua korban persembahan rohani lain yang dengannya Allah, melalui Kristus, akan sangat berkenan.
- III. Ia mengarahkan kita kepada korban-korban yang terbaik, yaitu doa dan pujian yang di bawah hukum Taurat lebih diutamakan daripada semua korban bakaran dan persembahan yang sangat ditekankan pada waktu itu. Pada masa sekarang, di bawah Injil, korban persembahan seperti inilah yang menggantikan ketetapan-ketetapan duniawi yang dipaksakan kepada umat sampai datangnya masa pembaharuan itu. Dia menunjukkan kepada kita di sini (ay. 14-15) apa yang baik, apa yang diinginkan Tuhan Allah dari kita, dan apa yang akan diterima-Nya, setelah korban-korban sembelihan diabaikan dan digantikan.
- 1. Kita harus bertobat dan mengakui dosa-dosa kita: Persembahkanlah pengakuan dosa kepada Allah, demikianlah sebagian orang membacanya, dan memahaminya sebagai pengakuan dosa, untuk memberikan kemuliaan kepada Allah dan mengambil aibnya bagi diri kita sendiri, supaya kita tidak pernah kembali lagi kepada dosa. Hati yang patah dan remuk adalah korban yang tidak akan dipandang hina oleh Allah ( 51:19). Jika dosa tidak ditinggalkan, maka korban persembahan dosa tidak akan diterima.
- 2. Kita harus mengucap syukur kepada Allah atas segala belas kasihan-Nya kepada kita: Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah, setiap hari, sering setiap hari (tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau ), dan atas peristiwa-peristiwa khusus. Dan ini akan menyukakan hati Allah, jika persembahan itu datang dari hati yang bersahaja dan bersyukur, yang penuh dengan kasih terhadap-Nya dan sukacita di dalam Dia, lebih baik dari pada sapi jantan, dari pada lembu jantan yang bertanduk dan berkuku belah (69:31-32).
- 3. Kita harus menjalankan perjanjian kita dengan-Nya berdasarkan kesadaran hati nurani: Bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi, tinggalkanlah dosa-dosamu, dan lakukanlah kewajibanmu dengan lebih baik, sesuai dengan janji-janji khidmat yang telah engkau ucapkan sesuai dengan maksud dan tujuannya. Ketika kita mengucap syukur kepada Allah atas belas kasihan apa saja yang telah kita terima, kita harus memastikan bahwa kita membayar nazar yang telah kita ucapkan kepada-Nya ketika kita sedang memohon belas kasihan-Nya, sebab kalau tidak, ucapan syukur kita tidak akan diterima. Dr. Hammond menerapkan ini pada ketetapan Injil yang agung, yaitu perjamuan Tuhan, yang di dalamnya kita harus mengucap syukur kepada Allah atas kasih-Nya yang besar dalam mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan kita, dan membayar nazar kita untuk mengasihi-Nya serta melaksanakan kewajiban kita terhadap-Nya, dan untuk memberikan sedekah. Sebagai ganti dari semua pelambang Perjanjian Lama tentang Kristus yang akan datang, kita mempunyai kenangan yang penuh berkat akan Kristus yang sudah datang.
- 4. Pada masa kesusahan, kita harus berserah kepada Allah di dalam doa yang setia dan sungguh-sungguh (ay. 15): Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, bukan kepada allah lain. Permasalahan kita, meskipun kita melihatnya datang dari tangan Allah, harus mendorong kita untuk mendekat kepada-Nya, dan bukan untuk menjauhkan kita dari-Nya. Dengan demikian, kita harus mengakui Dia dalam segala laku kita, bergantung pada hikmat, kuasa, dan kebaikan-Nya, dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada-Nya, dan dengan demikian memberikan kemuliaan kepada-Nya. Ini merupakan cara yang lebih murah, lebih mudah, dan lebih pasti untuk mendapatkan kebaikan dari-Nya daripada dengan korban pendamaian, dan juga lebih diterima.
- 5. Ketika dalam menjawab doa-doa kita, Dia meluputkan kita, sebagaimana yang telah dijanjikan akan dilakukan-Nya dengan cara dan dalam waktu yang menurut-Nya tepat, kita harus memuliakan Dia, bukan hanya dengan menyebutkan kebaikan-Nya dengan rasa syukur, melainkan juga dengan hidup benar sehingga membawa pujian bagi-Nya. Demikianlah kita harus menjaga persekutuan kita dengan Allah, menjumpai-Nya dengan doa-doa kita ketika Dia menghajar kita, dan dengan puji-pujian kita ketika Dia meluputkan kita.
SH: Mzm 50:1-23 - Allah adalah Tuhan. (Kamis, 26 Februari 1998) Allah adalah Tuhan.
Allah mengatur bumi dan segenap isinya demi kebaikan. Kehadiran-Nya menggentarkan, sebab Ia kudus, tiada duanya, dibandingkan raj...
Allah adalah Tuhan.
Allah mengatur bumi dan segenap isinya demi kebaikan. Kehadiran-Nya menggentarkan, sebab Ia kudus, tiada duanya, dibandingkan raja yang paling berkuasa sekali pun (ayat 3). Daya cipta-Nya nyata, oleh kemuliaan-Nya segala sesuatu dijadikan dari tidak ada. Kedahsyatan Allah, tak mungkin dilukiskan dengan kata-kata, sebab tak seorang pun sanggup menatap Allah dalam hakikat diri-Nya. Respons kita hanyalah gentar, takjub, dan sembah.
Ibadah yang tak menghormati Allah. Israel terbiasa dengan peraturan korban. Sepertinya Allah perlu korban-korban itu, dan Israel berjasa di hadapan Allah. Kini Allah menentang dan menolak ide salah itu. Semua adalah milik Tuhan, tak satu pun merupakan pemberian manusia kepada Allah. Allah bukanlah manusia yang tubuhnya perlu istirahat, dan butuh makanan. Ibadah yang benar ialah perbuatan kebenaran dan keadilan, sikap hati tulus dan jujur, serta hubungan kemanusia yang suci dan saling membangun.
Renungkan: Persembahan tidak menutupi dosa pencurian harta maupun perampasan hak orang lain. Pujian merdu tak dapat menutupi ketidaksetiaan, perzinahan dan ingkar janji kita. Tetapi bagi yang telah melakukan semua ini, Allah yang Maha Kasih masih membuka jalan keselamatan dalam Kristus Yesus.
SH: Mzm 50:1-23 - Spiritualitas Kristen (Senin, 20 Agustus 2001) Spiritualitas Kristen
Ragam spiritualitas yang dikenal oleh masyarakat secara umum
pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3. Pembagian berdasarkan pada
...
Spiritualitas Kristen
Ragam spiritualitas yang dikenal oleh masyarakat secara umum pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3. Pembagian berdasarkan pada apa yang ditekankannya. Ragam pertama menekankan pentingnya melakukan ritual keagamaan seperti mengadakan penyembahan dan persembahan sesaji. Ragam kedua lebih menekankan pentingnya perbuatan amal. Ragam ketiga menekankan keduanya. Termasuk yang manakah kekristenan? Bukan ketiganya.
Pemazmur nampaknya mengakhiri puisinya dengan memaparkan ragam spiritualitas yang ketiga yaitu memberikan tempat yang sama baik kepada ritual keagamaan dan moralitas tinggi (ayat 16-22, 23). Namun sebenarnya tidak. Pemazmur menekankan persembahan syukur bukan bakaran. Mengapa? Allah sendiri mengatakan bahwa Ia tidak membutuhkan segala macam korban persembahan sebab Ia adalah pemilik seluruh alam semesta (ayat 7-14). Apa yang akan manusia persembahkan sesungguhnya adalah milik Allah. Karena itu persembahan syukur merupakan bentuk ritual keagamaan yang paling tepat untuk dipersembahkan kepada Allah. Sebab melaluinya pengakuan bahwa apa pun yang dimiliki manusia adalah anugerah Allah sebab Ia pemilik dari semua yang ada (ayat 14-15). Namun bersyukur dengan tulus sebenarnya tidak mudah dilakukan. Penyebabnya adalah tingginya tingkat kemandirian manusia yang disebabkan karena kemajuan ilmu dan teknologi. Untuk mengurangi tingginya tingkat kemandirian itu dan meninggikan persembahan syukur kepada Allah, manusia harus mempunyai pengenalan yang benar akan Allah yaitu bahwa Allah adalah Penguasa seluruh alam semesta (ayat 1), Ia adalah Allah yang tak terhampiri dalam kemuliaan-Nya (ayat 2) namun juga Allah yang terlibat dalam sejarah manusia (ayat 3), Allah adalah hakim yang adil yang akan mengadili siapa pun termasuk umat-Nya (ayat 4).
Renungkan: Jadi apakah spiritualitas kristen? Spiritualitas kristen adalah spiritualitas yang harus dimulai dengan pengenalan akan Allah yang benar, lalu diikuti dengan kehidupan yang penuh syukur dan bermoralitas tinggi. Sudahkah spiritualitas ini menjadi bagian dari hidup Anda? Manakah yang masih harus ditingkatkan dalam kehidupan spiritualitas Anda: pengenalan akan Allah, kehidupan yang penuh syukur, atau moralitas tinggi? Apa yang akan Anda lakukan?
SH: Mzm 50:1-23 - Persembahan syukur (Jumat, 4 Juni 2004) Persembahan syukur
Tiap orang, tak terkecuali umat Tuhan, cenderung beranggapan bahwa
Tuhan dapat dibuat berkenan dengan berbagai pemberian untu...
Persembahan syukur
Tiap orang, tak terkecuali umat Tuhan, cenderung beranggapan bahwa Tuhan dapat dibuat berkenan dengan berbagai pemberian untuk-Nya. Ternyata tidak demikian! Dalam mazmur ini, seisi bumi (ayat 1-6), baik umat-Nya (ayat 7-15) maupun yang bukan (ayat 16-23) diperingatkan tentang kebenaran itu. Perkenan Tuhan tidak dapat dibeli dengan apa pun sebab segala sesuatu adalah milik-Nya dan Ia tidak memerlukan apa pun (ayat 9-13). Sebaliknya, Ia menganugerahkan perjanjian melalui korban sembelihan (ayat 4-5).
Karena itu, tidak ada korban lain yang Allah minta kecuali korban syukur (ayat 14). Hal ini lebih penting daripada korban binatang. Korban syukur adalah respons umat terhadap kebaikan Allah. Korban syukur itu harus diwujudkan melalui sikap hidup sehari-hari. Allah dengan keras mengecam kehidupan orang Israel secara khusus para hamba-Nya yang selalu giat menyelidiki firman-Nya dan berbicara tentang perjanjian-Nya tetapi membenci teguran dan mengesampingkan firman TUHAN (ayat 16-17). Bahkan lebih serius lagi mereka berkawan dengan pencuri dan orang berzinah artinya para rohaniwan itu sudah melebur dengan orang-orang yang melakukan perbuatan yang dibenci Allah (ayat 18-20). Itu sebabnya Allah menggolongkan mereka sama dengan orang kafir yang tidak mengenal Allah.
Firman ini menegaskan bahwa Allah menuntut umat-Nya untuk hidup serasi dengan kegiatan ibadah. Amat mudah orang berlaku munafik seperti yang ditegur Tuhan dalam mazmur ini. Berbagai kegiatan kerohanian boleh jadi tidak murni. Bisa saja hal-hal itu adalah untuk menipu hati nurani sendiri, atau menipu orang lain. Namun Allah tidak dapat ditipu. Allah akan menghukum orang yang meski beribadah namun tetap saja melanggar perintah-Nya dan hidup tidak beda dengan orang kafir (ayat 22-23).
Renungkan: Sikap dan tindakan kita tiap hari, entah adalah korban syukur bagi Allah atau objek kemarahan-Nya.
SH: Mzm 50:1-23 - Anda setia atau tidak? (Selasa, 2 Juni 2009) Anda setia atau tidak?
Kita mungkin berpendapat bahwa umat Allah adalah orang benar. Namun
Alkitab menunjukkan bahwa umat Allah bukan hanya terd...
Anda setia atau tidak?
Kita mungkin berpendapat bahwa umat Allah adalah orang benar. Namun Alkitab menunjukkan bahwa umat Allah bukan hanya terdiri dari orang yang sungguh beriman, tetapi juga ada umat yang tidak sungguh beriman. Nas hari ini menunjukkan bagaimana Allah menghakimi umat yang dipisahkan ke dalam dua kelompok berbeda ini.
Tiga nama Allah yang dipakai pada ayat 1 (El, Elohim, Yahweh), yang menggabungkan nuansa kemahakuasaan Allah dan Allah umat perjanjian, sangat tepat karena Allah muncul sebagai Hakim berkuasa, yang akan menghakimi umat-Nya. Mereka disebut sebagai "orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku" (ayat 5). Penghakiman ini tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan hukuman, tetapi supaya umat bertobat. Ia mengingatkan mereka bahwa Ia sesungguhnya tidak memerlukan korban yang mereka persembahkan. Mengapa? Karena Ia adalah pemilik alam semes-ta dan tidak membutuhkan binatang-binatang itu (ayat 8-13). Allah menginginkan umat mempersembahkan syukur sebagai korban dan menepati nazar yang mereka janjikan (ayat 14). Lalu penghakiman tersebut ditutup dengan janji bahwa Allah akan menolong umat yang berseru kepada Dia (ayat 15).
Berikutnya Allah menghakimi umat yang tidak setia. Mereka disebut orang fasik walaupun mereka umat Allah, yang juga menyebut-nyebut perjanjian Allah dengan mulut mereka (ayat 16). Umat yang fasik ini didakwa membenci teguran Tuhan dan melakukan banyak kejahatan (ayat 17-20). Mereka bahkan menganggap bahwa Allah sederajat dengan mereka (ayat 21). Allah memperingatkan mereka yang telah melupakan Dia agar bertobat, karena jika tidak Allah akan menerkam mereka (ayat 22). Sebaliknya siapa yang mempersembahkan korban syu-kur dan jujur akan diselamatkan Allah (ayat 23).
Marilah kita introspeksi diri, apakah kita termasuk umat yang setia atau tidak setia? Jika kita termasuk setia, mari pertahankan kesetiaan kita. Jika termasuk umat yang tidak setia, cepat bertobat, jangan sampai Allah 'menerkam' kita.
SH: Mzm 50:1-23 - Kritik terhadap ibadah yang salah (Minggu, 19 Februari 2012) Kritik terhadap ibadah yang salah
Mazmur ini sepintas mirip teguran nabi mewakili Allah kepada umat-Nya. Bagian pertama, ay. 1-6 seperti sastra gugat...
Kritik terhadap ibadah yang salah
Mazmur ini sepintas mirip teguran nabi mewakili Allah kepada umat-Nya. Bagian pertama, ay. 1-6 seperti sastra gugatan (bdk. Yes. 1:4; Mi. 6:1-2). Allah memanggil langit dan bumi sebagai saksi terhadap tuduhan yang Allah lontarkan kepada manusia. Dasar tuduhan itu adalah ikatan perjanjian Allah dengan umat-Nya (5).
Apa tuduhan Allah? Umat Tuhan telah melakukan ibadah mereka tanpa pengenalan yang benar. Yaitu, apa yang Allah kehendaki dan yang Ia tidak perkenan. Allah tidak berkenan pada persembahan kurban mereka karena mereka salah mengerti Allah (8-13). Mereka menganggap sepertinya Allah membutuhkan kurban untuk memuaskan diri-Nya. Padahal semua yang mereka persembahkan adalah milik Allah. Yang Allah kehendaki adalah persembahan syukur (14-15). Seharusnya mereka bersyukur karena kebaikan dan pertolongan-Nya. Persembahan kurban mereka pasti diterima Tuhan kalau keluar dari hati yang bersyukur!
Allah tambah tidak berkenan kepada persembahan mereka karena motivasi mereka yang salah. Mereka seakan-akan menganggap ibadah kurban mereka akan menutup mata Allah dari perbuatan dosa mereka. Celaan yang keras ditujukan kepada umat yang hidupnya jauh dari kebenaran dan keadilan (18-20). Sehari-harinya mereka seakan bergaul dengan Allah dan firman-Nya, tetapi mereka sebenarnya pemberontak (16-17). Maka bagian penutup mazmur ini adalah peringatan keras (21-22) yang diimbangi dengan janji berkat (23).
Ibadah sejati keluar dari hati yang bersyukur karena mengalami kebaikan Tuhan. Ibadah sejati diwujudkan bukan sekadar berupa persembahan kurban atau persembahan uang/harta, tetapi berupa perubahan hidup yang semakin kudus, semakin benar dan adil, semakin memuliakan Tuhan. Apakah Anda sudah beribadah dengan pemahaman benar dan dengan perbuatan yang selaras?
SH: Mzm 50:1-23 - Baca Gali Alkitab 7 (Minggu, 20 Desember 2015) Baca Gali Alkitab 7
Apa saja yang Anda baca?
1. Gambaran seperti apakah yang diberikan oleh pemazmur saat Allah datang ke gunung Sion (2-6)?
2. Apa...
Baca Gali Alkitab 7
1. Gambaran seperti apakah yang diberikan oleh pemazmur saat Allah datang ke gunung Sion (2-6)?
2. Apa kritikan yang Allah sampaikan kepada umat-Nya di gunung Sion (7-13)?
3. Apa tantangan yang Allah ajukan terhadap umat-Nya (14-15, 23)?
4. Ancaman apa yang Allah berikan kepada orang-orang fasik (16-21)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Siapakah Allah Israel itu?
2. Ibadah seperti apakah yang diinginkan oleh Allah?
3. Hukuman seperti apakah yang akan menimpa orang fasik?
Apa respons Anda?
1. Tekad apa yang akan anda lakukan dan bagaimana mewujudkan hal itu?
2. Pengakuan dosa yang seperti apakah yang akan anda katakan kepada Allah?
Pokok Doa:
Agar umat percaya tidak terjebak pada ibadah yang semu.Tanpa iman kepada Allah, ibadah menjadi sebuah tontonan.
SH: Mzm 50:1-23 - Ibadah dan Kehidupan (Minggu, 20 Desember 2015) Ibadah dan Kehidupan
Banyak orang percaya yang tekun mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah, tetapi melakukan berbagai kejahatan dalam kehidupannya. Mere...
Ibadah dan Kehidupan
Banyak orang percaya yang tekun mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah, tetapi melakukan berbagai kejahatan dalam kehidupannya. Mereka melupakan pelbagai janjinya kepada TUHAN.
TUHAN menegur orang-orang yang dikasihi-Nya dari Sion dan Ia menyatakan pancaran kemuliaan serta kehadiran-Nya. Allah mengadili umat-Nya (3, 4, 7) dan alam semesta pun menyadarinya. Allah menegaskan bahwa Dia adalah Pencipta, Allah mereka. Dia tidak membutuhkan apapun, karena semua yang mereka miliki adalah milik-Nya. Allah menghendaki persembahan syukur dan nazar untuk meluputkan mereka dari masa kesesakan. Umat Allah harus menyadari bahwa ibadah bukan hanya ritual di tempat ibadah, melainkan dipraktikkan dalam kehidupan. Allah tidak dapat disenangkan atau dihibur melalui ritual ibadah sehingga melupakan kesalahan-kesalahan mereka. Allah mengadili orang fasik karena mereka membenci teguran, mengesampingkan firman-Nya, berteman dengan pencuri, bergaul dengan orang berzina, mengucapkan yang jahat dan tipu daya (16). Mereka mengetahui tentang perjanjian dengan TUHAN, tetapi mereka mengolok-olok saudaranya dan memfitnah anak ibunya. Mereka menyangka bahwa TUHAN sederajat dengan mereka.
Allah mengancam akan menghukum orang fasik. Apabila seseorang telah mempersembahkan kurban (14), maka dalam hatinya mengalir ucapan syukur. Saat ia memenuhi nazarnya, Allah akan mendengarkan seruannya pada masa kesesakan sehingga dia dapat memuliakan TUHAN dan memperoleh keselamatan dari pada-Nya (15, 23). Berseru dan berdoa merupakan bukti iman kepada Allah. Allah pasti menolong kita, namun Ia terlebih dahulu menginginkan penyembahan yang benar terhadap-Nya.
Seperti pada zaman pemazmur, Allah yang sama memerintahkan kita mempersembahkan syukur kepada-Nya, memenuhi janji atau nazar kepada-Nya, dan hidup jujur. Kita harus menyadari bahwa apapun yang kita miliki, semuanya itu berasal dari Allah. [TNT]
SH: Mzm 50:1-23 - Ibadah yang Sejati (Kamis, 24 Oktober 2019) Ibadah yang Sejati
Sering kali, kita merasa cukup baik kalau sudah rajin beribadah kepada Tuhan. Seolah, urusan kita dengan Tuhan hanya sebatas ritua...
Ibadah yang Sejati
Sering kali, kita merasa cukup baik kalau sudah rajin beribadah kepada Tuhan. Seolah, urusan kita dengan Tuhan hanya sebatas ritual belaka. Kemudian, kita beranggapan bahwa kehidupan sehari-hari adalah urusan kita semata; Tuhan tidak boleh ikut campur. Maka tidak heran bila di Indonesia tempat ibadah penuh sesak, namun ketidakadilan tetap marak. Kita hampir tidak melihat hubungan yang positif antara ketekunan menjalankan aktivitas agama dan perubahan perilaku sehari-hari.
Maka baiklah bila kita mendengar refleksi penulis mazmur dalam nas kali ini. Ia menggambarkan Allah sebagai Sang Pencipta yang memanggil umat-Nya untuk mendengarkan titah-Nya (1-6). Allah mengingatkan bahwa yang terpenting dari segala kurban persembahan adalah motivasi yang mendasarinya.
Bangsa Israel berusaha mencari kurban yang terbaik. Mereka percaya kualitas kurban atau ibadah yang dilakukan adalah sogokan agar Allah berbuat sesuatu. Padahal, bagi Allah yang terpenting adalah rasa syukur atas pemeliharaan-Nya. Inilah seharusnya yang tercermin melalui ritual-ritual tersebut (14).
Rasa syukur, yang mendasari ibadah orang percaya, harus tercermin pula dalam perilaku hidup sehari-hari. Allah mengkritik orang-orang fasik. Mereka rajin berkurban dan fasih akan ketetapan, hukum, dan peraturan dari Allah. Namun di sisi lain, mereka melakukan hal-hal yang mendukakan hati Tuhan (16-21). Orang-orang itu mengira bahwa mereka dapat menipu Allah, sebagaimana mereka menipu sesamanya lewat tampilan luar dengan jubah kegiatan agama.
Pada akhirnya, kebaikan-kebaikan Allah seharusnya menuntun kita untuk mewartakan kebaikan-Nya dalam hidup sehari-hari. Artinya, ibadah tidak berakhir di hari Minggu, tetapi juga berlanjut di hari-hari selanjutnya. Setiap hari, praktik hidup kita harus sama. Jika hari Minggu kita hidup jujur, pada hari yang lain pun kita mesti berlaku serupa.
Doa: Tuhan, mampukan kami untuk beribadah kepada-Mu setiap saat terutama melalui perilaku kami sehari-hari. [WN]
Utley -> Mzm 50:7-15
Utley: Mzm 50:7-15 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 50:7-157 "Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allah...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 50:7-15
7 "Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak berfirman, hai Israel, Aku hendak bersaksi terhadap kamu: Akulah Allah, Allahmu! 8 Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-Ku? 9 Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu, 10 sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. 11 Aku kenal segala burung di udara. dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku. 12 Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya. 13 Daging lembu jantankah Aku makan. atau darah kambing jantankah Aku minum? 14 Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! 15 Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan. Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.. Sela
Mazm 50:7-15 Bait ini tampaknya memiliki tiga fokus.
- 1. sebuah kata untuk para pengikut-Nya yang berorientasi ritual
- 2. penegasan dari keTuhanan-Nya atas ciptaan-Nya, dimana Dia tidak membutuhkan pengorbanan manusia, terutama jika dengan memberikannya manusia merasa YHWH berkewajiban untuk bertindak atas nama mereka!
- 3. perlunya iman hati (lih. Ul 10:16; Yer 4:4), bukan hanya ritual / liturgi sistem pengorbanan (lih. Mazm 51:16-17; Yes 1:10-15; Hos 6:6; Am 5:21-24, Mi 6:6-8)
Mazm 50:7 Perjanjian memanggil para pengikut untukmendengar YHWH berbicara.
- 1. Dengarlah - BDB 1033, KB 1570, Qal IMPERATIVE, Hakim berbicara
- 2. Aku hendak berfirman - BDB 180, KB 210, Piel COHORTATIVE
- 3. Aku hendak bersaksi terhadap kamu - BDB 729, KB 795, Hiphil COHORTATIVE
□ Ayat ini memiliki beberapa frasa yang dikenal sebagai terminologi perjanjian.
- 1. umat-Ku (lih. Kel 19:5-6)
- 2. hai Israel (lih. Ul 6:4-5)
- 3. Akulah Tuhan, Allahmu (lih. Kel 20:02; Sering di dalam Imamat)
Masalah yang dibahas adalah ketaatan perjanjian gaya hidup, bukan hanya pengorbanan. Pengorbanan adalah cara- cara ritual dari Allah yang kudus mengampuni dan tinggal dalam persekutuan dengan manusia berdosa. Hati adalah sama pentingnya (lih. Ul 10:16) dengan tindakan itu sendiri!
Mazm 50:10-12 YHWH menegaskan kekuasaan-Nya atas seluruh ciptaan. Perhatikan penggunaan berulang "setiap," "segala sesuatu" (lih. Ul 10:14; Neh 9:6, Mazm 103:19-22).
Mazm 50:13 Pengorbanan tidak pernah dilihat dalam PL sebagai makanan bagi Allah.
- 1. Dalam teologia Mesopotamia para dewa makan persembahan manusia.
- 2. Dalam teologia Kanaan, Anath tidak makan daging dan minum darah.
Orang bertanya-tanya berapa banyak kosa kata (bukan teologia) Israel dipengaruhi pertama oleh mitologi Kanaan dan Ydaisme di kemudian hari oleh teologia Zoroaster.
Mazm 50:11 "yang bergerak di padang" CONSTRUCT ini (BDB 260 I dan BDB 961) hanya ditemukan di sini Mazm 80:14. Ini sejajar dengan "burung" dan, karena itu, harus ada beberapa jenis makhluk (lih. Kej 1:24-25).
- 1. hewan-hewan kecil (misalnya, tikus kecil, tikus, rubah, dll)
- 2. serangga
Apapun itu, mereka adalah salah satu contoh dari kepemilikan YHWH atas semua makhluk di planet ini (lih. Mazm 50:10a).
Mazm 50:14-15 Dua ayat yang terakhir dari bait ini adalah karakterisasi dari hal-hal apa yang harus dilakukan oleh para pengikut yang berorientasi ritual tersebut, yang tidak berkaitan langsung dengan pengorbanan dari Im 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7.
- 1. Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah - BDB 256, KB 261, Qal IMPERATIVE, ini mungkin pemenuhan diharapkan bersumpah, lih. Ps. Mazm 66:13-15
- 2. bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi - BDB 1022, KB 1532, Piel IMPERATIVE (Bil 30; Ul 23:21, Mazm 22:25; 56:12; 61:8; 65:1; 71:11..)
- 3. Berserulah kepada-Ku (yaitu berdoa) pada waktu kesesakan - BDB 894, KB1128, Qal IMPERATIVE
Jika mereka melakukan hal-hal ini, maka YHWH akan "menyelamatkan" (yaitu, "melepaskan," BDB 322, KB 321, Piel IMPERFECT) masing-masing orang. Pada gilirannya masing-masing orang akan "menghormati" Allah (BDB 457, KB 455, Piel IMPERFECT).
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.